Friday, January 22, 2010

OH IBU!OH AYAH!



Lahirnya di dunia ini atas nikmat yang Allah berikan. Rahmat yang Allah kurniakan. Insan yang penat lelah yang mengandung selama 9 bulan bernama ibu senyum bahagia di saat menatap wajah comel di kala bayi. Si ayah mundar mandir menanti khabar gembira. Subhanallah, nikmat yang Allah limpahkan ke atas kita terlalu banyak. Bagaimanakah daya fikir kita sebagai anak? Daya fikir sebagai seorang hambaNYA? Bersyukur kah kita dengan anugerah ini? Tidak terasa kah kita untuk membalas segala penat lelah kedua – dua orang tua kita? Mereka tidak pernah kenal erti jemu melayan kerenah kita dari kita lahir hinggalah kita dewasa. 
Namun apa yang berlaku kini hari? Sedangkan Allah telah berfirman agar kita menghormati kedua – dua orang tua kita. 

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu" (QS Luqman, 31:14)


Kita sebagai anak seharusnya menyenangkan hati – hati mereka. Membuatkan mereka merasa bahagia di saat hari tua mereka. Siapa lagi yang mereka miliki jika bukan kita anak – anaknya? 
 

"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua ibu bapaknya" (QS Al Ahqaf, 46:15)

Untuk apa semua ini? Allah menurunkan ayat seperti ini? Masih tidak mampu berfikirkah kita? Allah memerintahkan kita agar berbuat baik kepada ibubapa kita. Menyayangi mereka sebagaimana mereka menyayangi kita semasa kita kecil dulu. Di saat kita bayi, menangis siang malam ingin dibelai, dimanja, lemah tidak berdaya, kita tidak mampu berbuat apa pun. Semua ini kedua – dua ibubapa kita yang usahakan untuk membesarkan kita dan kini kita telah dewasa..Ye tidak semua di kalangan kita memiliki kedua – dua ibubapa yang beriman kepada Allah. Yang terbuka dalam menjalankan islam secara aturanya. Kita sebagai anak berusaha mengajak mereka kepada kebenaran dengan cara yang berhikmah dan berhemah. Bukan meninggalkan sahaja kedua – dua mereka agar terus berada di dalam kesesatan…
Tidakkah kita mengambil iktibar dari kisah perjalanan Nabi Ibrahim as? Ayahnya yang kufur namun Nabi Ibrahim as tidak pernah tidak mencuba untuk mengajak si Ayah agar beriman kepada Allah.
"Wahai Bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah setan. Sesungguhnya setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah". (QS Maryam, 19:43-44)

Kita sebagai anak berusaha sama- sama membangunkan keluarga bahagia yang berada di dalam lingkungan rahmat Allah. Tidak pernah jemu meminta rahmat, perlindungan dan kasih sayang daripada Allah agar mengasihi kedua – dua orang tua kita di dunia dan di akhirat. 


No comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails